Wednesday, February 3, 2016

Tradisi Makan Bandeng di Betawi Menjelang Imlek

Menjelang perayaan Imlek, biasanya akan dibarengi dengan munculnya ikan bandeng berukuran besar di pasar-pasar tradisional khususnya di daerah yang banyak komunitas Betawi dan China. Massa ikan Bandeng yang dijual bisa mencapai 1 kg per ekor, bahkan lebih.Uniknya orang Betawi adalah meski yang melakukan perayaan Imlek adalah warga etnis China, namun orang Betawi ikut meramaikannya.

Ada tradisi di Betawi ketika menjelang Imlek yaitu membeli ikan Bandeng kemudian mengantarkannya ke rumah orang tua dan/atau mertua. Tidak jelas kapan tradisi semacam ini berlangsung, tetapi menurut penuturan warga Betawi, tradisi ini sudah turun temurun dilakukan. Tradisi ini bertujuan untuk mempererat hubungan antara anak dan orang tua. Bisa jadi tradisi semacam ini sebagai percampuran budaya antara Betawi dan China. Tidak dapat dipungkiri bahwa banyak terjadi kawin campur, yang mana dapat menghasilkan perpaduan budaya. Nantinya ikan Bandeng yang telah dihantarkan sang anak, akan diolah menjadi pindang bandeng (bisa dengan kecap atau kunyit sehingga kuahnya berwarna kuning).

Di masyarakat etnis China/Tionghoa sendiri, tradisi makan ikan Bandeng merupakan tradisi yang wajib dilakukan pada malam tahun baru Imlek. Selain bertujuan mendekatkan antar sesama anggota keluarga, filosofi makan Bandeng mengandung makna bahwa untuk mendapatkan sesuatu itu butuh perjuangan. Ikan Bandeng dagingnya memang enak tetapi untuk dapat menikmatinya harus membuang tulang-tulang berukuran kecil, jika tidak maka siap-siap akan ketulangan (istilah Betawi untuk tersedak tulang ikan).

Selamat Imlek, Selamat Makan Bandeng...

Sumber gambar: http://metro.sindonews.com/read/716065/31/makan-malam-imlek-satukan-satu-keluarga-1360406911

Read More......

Sunday, December 6, 2015

Masihkan Pepatah "Menabung Pangkal Kaya' Berlaku Saat Ini??

Sedari kecil kita diajarkan oleh orang tua, Guru dan lainnya bahwa kita harus menabung agar dapat memiliki dana di kemudian hari pada saat membutuhkan. Dari mulai menabung di celengan bambu, celengan ayam, sampai ke rekening Bank. Menabung dapat diartikan menyisihkan uang/harta yang dimiliki untuk disimpan di suatu tempat. Konon katanya, tempat yang paling aman adalah Bank.

Banyak sekali tulisan yang mengupas manfaat menabung, seperti di sini dan di sini juga. Masalahnya adalah, apakah benar jika kita menabung di Bank saat ini uang kita aman dan dapat bertambah?. Banyak sekali kita dengar kasus, ada orang yang rajin menabung tapi uangnya berkurang terus. Ada lagi yang uangnya hilang/habis padahal tidak pernah transaksi selama sekian waktu. Sebagaimana diketahui, Bank sebagai lembaga penyimpan dana masyarakat membutuhkan biaya untuk operasionalnya, salah satu sumbernya diambil dari nasabah dalam bentuk biaya administrasi. Pertanyaannya, kan kita sudah dapat bunga tabungan, apakah tidak mencukupi? Jawabannya TIDAK selama jumlah saldo di rekening kita di bawah batas minimal tertentu. Lalu bagaimana caranya kita bisa menabung tetapi uangnya kita terus tumbuh berkembang? Menabung Cerdas Ada cara dimana uang yang kita setorkan ke Bank untuk tabungan dapat terus tumbuh, yaitu dengan menabung plus investasi. Cukup setorkan sejumlah tertentu setiap bulan selama sekian waktu, uang kita akan dikelola oleh Bank atau pihak ke tiga dalam skema investasi (bisa reksadana, saham atau lainnya), selanjutnya kita cukup mengamati perkembangan tabungan (dan investasi) kita. Mudah bukan?. Itulah yang dimaksud menabung cerdas. Banyak pihak yang mengeluarkan instrumen investasi seperti ini, yang terpenting adalah pastikan aman dan terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Salah satunya adalah 3i-Network dari Salim Group. Lebih jauh mengenai 3i-Network, tunggu tulisan berikutnya. (bersambung)

Read More......

Monday, September 23, 2013

Tradisi Pertemuan Haji

Memasuki bulan Dzulqo'dah biasanya sudah mulai ada jamaah haji yang berangkat ke Tanah Suci (Mekah dan Madinah) untuk menunaikan ibadah haji. Beberapa hari sebelum keberangkatan diadakan acara Pertemuan Haji dengan mengundang saudara, kerabat, tetangga dan teman-teman. Inti dari acara tersebut adalah calon jamaah haji memohon maaf atas segala kesalahan dan doa agar diberikan kelancaran dalam melaksanakan ibadah haji.

Dalam pelaksanaannya, acara Pertemuan Haji memiliki varian (sepengetahuan saya selama mengikuti acara ini di Kebon Jeruk, Jakarta Barat dan Sudimara Pinang, Tangerang)yaitu:
a. Sederhana: Diawali dengan sambutan dari shohibul hajat (calon jamaah haji) yang isinya permintaan maaf dan doa sebagaimana dijelaskan di atas, dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-Qur'an, Yasin serta tahlil, ditutup dengan doa ditujukan khusus kepada para keluarga calon jamaah haji yang telah meninggal dan calon jamaah haji yang akan berangkat ke Baitullah.

b. Umum: Sama seperti poin a di atas, hanya saja setelah pembacaan tahlil, sebelum doa dibacakan Kitab Maulid Nabi (biasanya Barzanzi). Ketika sampai pada pasal Marhaban, semua jamaah berdiri, calon jamaah haji akan berkeliling menemui para hadirin sambil memohon maaf atas salah dan khilaf. Momen inilah yang paling seru, ada rasa haru, senang, bahagia, campur jadi satu. Diiringi lantunan sholawat kepada Nabi Muhammad SAW. Setelah semua hadirin ditemui oleh calon jamaah haji, ditutup dengan doa.

c. Lengkap: sama seperti poin b, ditambah dengan ceramah agama oleh Ustadz/kyai/habib/ulama yang diundang untuk mengisi acara tersebut.

Setelah rangkaian acara Pertemuan Haji selesai, calon jamaah haji bersiap menanti hari H dengan memperbanyak ibadah dan menyiapkan fisik agar bisa prima dalam menunaikan ibadah haji. Akhirnya, selamat menunaikan ibadah haji bagi seluruh calon jamaah haji Indonesia dan Dunia. Semoga menjadi haji yang mabrur.

Read More......

Friday, June 7, 2013

Seri Pernikahan Betawi: Meminang ala Betawi (Bawa Duit)

Serpong - "Ntu dimeja ada kue dari Cing Jenab, semalem anaknya dibawain duit ama anak kampung sebelah, kali aja ntar elu ketularan". Itulah sepenggal kalimat mengenai tradisi Betawi ketika ada anggota keluarga yang dilamar. Jika seseorang pemuda Betawi sudah merasa dirinya siap untuk menikah dan sudah menemukan calon pasangan hidupnya, tentunya dia harus menyampaikannya ke orang tuanya untuk dinikahkan dengan wanita pilihannya tersebut. Sebelum menikah perlu adanya proses meminang, melamar atau khitbah yang dalam istilah Betawi "Bawa Duit".

Proses melamar anak gadis yang akan menjadi calon istri pemuda Betawi diawali dengan memberi kabar kepada pihak keluarga si gadis. Biasanya cukup dengan mengatakan "besok malam keluarga saya mau ke rumah bapak, mau bawa duit buat si A". Keluarga si gadis sudah paham bahwa anaknya segera akan dilamar. Siang hari menjelang kedatangan keluarga calon besan, pihak keluarga si gadis akan mempersiapkan segala sesuatunya. Biasanya didahului dengan mengirim makanan lengkap dengan lauk pauknya, kue-kue dan lainnya ke keluarga calon besan laki-laki. Ini dikenal dengan istilah "LOLOSAN". Ini artinya bahwa keluarga calon besan wanita siap menerima kedatangan calon besan laki-laki dengan tangan terbuka. Ini juga menjadi pertanda bahwa sebenarnya lamarannya bakal diterima.

Sesampainya di rumah keluarga calon besan laki-laki, LOLOSAN tadi tidak langsung dimakan atau dibagikan ke kerabat, tetapi pihak keluarga laki-laki akan bermusyawawah dengan anggota keluarganya untuk menaksir berapa kira-kira harga atau biaya yang dikeluarkan untuk membuat makanan Lolosan tersebut. Di sini diperlukan seorang Juru Taksir. Setelah diketahui harga dari makanan tersebut, katakanlah Rp. X-, maka pihak keluarga calon besan laki-laki akan menyiapkan uang tersebut dan akan dikembalikan nanti setelah acara lamaran (bawa duit) selesai. Proses ini disebut "Balikin Kulit Pisang". Kemudian makanan Lolosan tadi dibagikan ke semua keluarga, kerabat dan handai taulan dari pihak calon besan laki-laki.

Tibalah pada waktu melamar gadis. Malam hari setelah semua persiapan dirasa cukup, berangkatlah keluarga pemuda tadi ke rumah orang tua si gadis. Uniknya, orang tua si pemuda dan pemuda calon menantu tersebut tidak harus turut serta, tetapi mewakilkan ke orang lain, bisa anggota keluarga atau seorang ustadz/kyai untuk menyampaikan maksud dan tujuan kedatangan. Yang dibawa dalam rombongan tersebut biasanya terdiri dari: makanan (kue-kue), buah-buahan (terutama yang wajib adalah pisang raja), keperluan menyirih (sirih, gambir, kapur, dan tembakau), tidak ketinggalan mas kawin dan sejumlah uang. Inilah yang mendasari muncul istilah Bawa Duit.

Yang membedakan dengan tradisi lainnya adalah, mas kawin dibawa sejak proses lamaran dan diserahkan ke gadis calon istri. Jadi bukan saat mau ijab kabul. Sedangkan sejumlah uang diberikan sebagai bekal untuk kehidupan berumah tangga kelak. Jadi bukan untuk acara pesta/hajatan sebagaimana pada tradisi di daerah lain. Jika nantinya keluarga calon besan laki-laki atau pemuda tersebut ingin membantu biaya resepsi, diberikan di lain kesempatan. Bukan pada saat acara lamaran tersebut. Setelah acara selesai dan diterima oleh keluarga si gadis, maka gadis calon istri boleh menggunakan emas perhiasan yang diberikan oleh pemuda calon suaminya sebagai tanda bahwa ia telah dikhitbah (dipinang) oleh pemuda tersebut. Dan uang yang diberikan biasanya dibelikan tempat tidur (spring bed), lemari atau lainnya sesuai dengan jumlah uang yang diterima.

Esok harinya, utusan keluarga pemuda tadi akan datang kembali ke rumah si gadis untuk mengembalikan nampan ataupun wadah makanan Lolosan yang di dalamnya sudah diisi dengan sejumlah uang hasil taksiran sebelumnya. Dikenal dengan istilah "Ngembaliin kulit pisang". Ini sebagai bentuk penghormatan dan jalinan silaturahim di antara 2 (dua) keluarga besar. Jika diberi sesuatu, maka berilah yang lebih baik atau sama dengan yang diberikan. Barulah setelah itu, orang tua si gadis akan melakukan kunjungan resmi ke rumah orang tua si pemuda untuk membicarakan tanggal pernikahan.

Read More......

Tuesday, June 4, 2013

Seri Pernikahan Betawi: Nasi Jotan

Serpong - Masih seputar budaya Betawi, pada masyarakat Betawi ada istilah Nasi Jotan. Istilah ini muncul ketika ada warga Betawi yang akan mengadakan suatu hajatan baik pesta pernikahan ataupun khitanan.

Jika selama ini kita mendapat undangan dari seseorang berupa kartu undangan, surat elektronik (imel), SMS ataupun sejenisnya untuk menghadiri suatu pesta, hajatan atau acara tertentu yang diadakan oleh seseorang itu sudah biasa. Di Betawi, undangan bisa berbentuk hidangan lengkap yang diberikan kepada keluarga besan atau orang yang dihormati, biasa disebut NASI JOTAN. Proses mengundang seperti ini dikenal dengan istilah NGEJOT.

Teknisnya, ketika seseorang warga Betawi akan mengadakan suatu hajatan, pihak keluarga sudah mendata siapa saja yang akan dikirimi Nasi Jotan tadi. Umumnya adalah keluarga besan. Besan dimaksud di sini bukan hanya besan utama yang berhubungan langsung dengan acara tersebut, misal besan mempelai wanita/pria jika acara pesta pernikahan, tetapi besan-besan yang memiliki hubungan dengan pihak keluarga shohibul hajat. Bisa besan dari adik, kakak, atau lainnya. Sehingga ada istilah di Betawi jika menikahkan anaknya dengan orang di luar Betawi sama saja tidak punya besan karena di Betawi mengenal sistem besan berantai, dimana yang dimaksud dengan pihak besan bukan hanya orang tua si menantu tetapi keluarga besarnya.

Kembali ke Nasi Jotan tadi, isi dari nasi jotan terdiri dari: Nasi putih, lauk pauk bisa berupa bandeng goreng, ayam atau daging, dengan pelengkap berupa acar, bihun, serundeng, dan lain-lain. Yang dimaksud Serundeng di sini adalah makanan khas Betawi dengan bahan dasar kacang kedelai atau kacang tanah dicampur dengan kelapa dan gula merah yang dimasak dan dibentuk seperti jajaran genjang, kotak atau diletakkan di nampan bulat. Banyaknya nasi jotan disesuaikan dengan jumlah anggota keluarga si besan atau orang yang akan diberikan nasi jotan. Bisa satu nampan kecil, bahkan satu bakul besar.

Si penerima (pertama) nasi jotan tadi kemudian membagikan nasi jotan tersebut ke anggota keluarga besarnya (adik, kakak, sepupu, bahkan tetangga yang "dianggap" bagian dari keluarga)dengan mengatakan ini nasi jotan dari si A untuk acara tanggal sekian. Si penerima kedua sudah paham maksudnya, yaitu diajak kondangan (menghadiri undangan) pada hari dimaksud. Biasanya mereka akan berkumpul di rumah si penerima pertama nasi jotan untuk bersama-sama berangkat kondangan ke si pengundang. Nah ini yang lebih unik lagi, karena undangan ini berantai sesuai jumlah nasi jotan yang dibagikan (bahkan bisa lebih), yang berkumpul bisa banyak. Jika jaraknya cukup jauh untuk menuju ke rumah si pengundang, mereka naik angkot yang disewa, konvoi sepeda motor, naik mobil bak terbuka bahkan sewa mobil untuk anak-anak (kereta mini atau biasa disebut Odong-odong).

Sesaat menjelang tiba di tempat hajatan/pesta, biasanya pihak besan akan membakar petasan renceng. Petasan renceng adalah petasan yang dibuat secara apik dimana sumbu tiap petasan akan saling terkait membentuk seperti selendang, di bagian pangkal atasnya biasanya ada petasan yang lebih besar ukurannya, disebut petasan jeguran. Pihak shohibul hajat sudah paham bahwa pihak besan sudah tiba, dan bersiap-siap menerima kehadiran tetamu. Uniknya lagi, jika pestanya adalah pesta pernikahan maka mempelai pengantin wajib turun dari pelaminan berdiri berjajar dengan shohibul hajat untuk menyambut orang tua/mertuanya beserta rombongan tadi (besan). Ini sebagai bentuk penghormatan anak kepada orang tua/mertua. Lain halnya kalau yang datang adalah besan samping (bukan utama), tidak ada acara bakar petasan renceng dan penyambutan mempelai pengantin turun dari pelaminan.

Di beberapa wilayah demografis Betawi, sayangnya budaya nasi jotan sudah mulai ditinggalkan. Padahal ini merupakan salah satu bentuk kearifan lokal masyarakat Betawi yang menjunjung tinggi nilai-nilai kekeluargaan dan gotong royong. Semoga masih ada yang melestarikannya terutama generasi muda Betawi

Read More......

Tuesday, February 21, 2012

Waspada Penipuan

Berikut ini share pengalaman pribadi teman yang hampir saja tertipu lewat telepon. Semoga cerita ini memberikan peringatan bagi kita untuk selalu waspada.

Pengalaman ini saya alami sendiri kemarin ketika menjual mobil lama saya. Saya menggunakan 3 cara, yaitu menempelkan kertas bertuliskan "DIJUAL TANPA PERANTARA, hubungi 0812 xxx xxxx / 021 9789 xxx", memasang iklan di internet, dan memasang iklan di koran pos kota edisi Sabtu - Minggu. Saya tidak tahu calon penjahat tahu nomor HP saya dari mana, tapi karena terpasang pada 3 media tersebut, informasi tentang nomor tersebut memang sangat mudah didapatkan orang. Kelihatannya ini yang dimanfaatkan para penjahat-penjahat tersebut.


Pertama-tama, akan ada SMS ke hape kita yang kisarannya berbunyi seperti ini "Ass. saya ... (nama berubah-ubah dari nomor yang berbeda-beda, mulai saat ini kita sebut saja dengan Mr. A), saya sudah lihat kondisi mobil Bapak. Untuk harga mohon bicarakan dengan mas saya ... pada nomor ... (nama dan nomor juga berubah-ubah, mulai saat ini kita sebut saja dengan Mr. B).

Kedua, kita akan berfikir orang ini memang berniat membeli mobil yang kita jual dan membalas SMS tersebut / menghubungi nomor Mr. A atau Mr. B tersebut. Pada tahap ini, Mr. A dan Mr. B akan "mengulur waktu" dengan alasan ingin berdiskusi dulu dengan istrinya.

Ketiga, Mr. B akan menghubungi nomor kita dan menyatakan sudah setuju dengan kondisi dan harga mobil kita. Walau kita bilang "apa tidak sebaiknya anda lihat dulu mobilnya secara langsung, percaya begitu saja dengan adik anda yang baru melihat sekilas ?", mereka tetap bersikeras sudah setuju dan "memaksa" kita untuk deal dengan pembayaran DP via transfer bank.

Keempat, Mr. B akan meminta kita mengecek saldo apakah sudah bertambah atau belum. Tentu saja belum karena memang dari awal mereka tidak berniat transfer tapi mau nipu. Mr. B ini berkilah transfernya mandek di bank dan akan berusaha menghubungi customer care bank tersebut.

Kelima, Mr. B menghubungi kita kembali dan "melakukan conference" dengan customer care bank sehingga tercipta kondisi dimana kita bisa berbicara secara 3 orang dalam 1 percakapan (Mr. B, kita dan customer care bank), dan customer care bank tersebut akan mengarahkan kita supaya menyelesaikan permasalahan transfer mandek tersebut menggunakan ATM card kita, dengan mengatakan kalau diinput dengan menggunakan kode tertentu, transfer yang mandek tersebut akan lancar.

Keenam, customer care bank tersebut akan mengarahkan kita untuk memasukkan ATM, menginput nomor PIN, menekan "transfer", dan memasukkan nominal rupiah dengan dimulai angka 0. Yang saya alami, saya diarahkan untuk menekan 019998997. Disini titik krusialnya. Apabila kita manut saja dengan arahan dia dan menekan tombol "Ya", sudah pasti uang kita melayang. Beruntung saya yang memang pada dasarnya sudah curiga bertanya ini itu sama customer care bank tersebut (tapi gaya bahasanya lihai sekali, detil terlampir setelah ini), sempat melihat pada layar transfer yang tinggal tekan tombol "Ya" tersebut, nominal tertulis 19.998.997. Saya pikir kalau saya tekan "Ya" uang saya melayang, langsung saya tekan "Tidak" dan "Cancel", sehingga kartu keluar dan saya melanjutkan percakapan tanpa tekanan di luar mesin ATM.

Selain gaya bahasanya yang lihai, customer care bank tersebut sangat bernafsu untuk menyuruh kita menekan tombol "Ya" tersebut. Kalau orang yang tidak tahan pressure dan berfikir praktis saja, saya yakin dalam keadaan setengah terhipnotis akan terus saja mengikuti petunjuk sang customer care bank.

Berikut beberapa cuplikan pembicaraan saya dengan customer care bank tersebut :

Sewaktu dia "keceplosan" minta nomor pin :
(Sy) : Ngapain saya ngasih nomor pin saya ke sampean ?
(CustCare Bank) : Oh ya maaf pak, bukan disebut tapi diinput.

Sewaktu diarahkan untuk menekan transfer :
(Sy) : Kenapa mesti nekan transfer ?
(CustCare Bank) : Prosedurnya sudah seperti itu pak. Diikuti saja, nanti transfer dari Bp. ... (Mr. B) akan masuk ke rekening Bapak.

Sewaktu mengisi nominal :
(Sy) : Kok saya mesti ngisi nominal untuk ditransfer ?
(CustCare Bank) : Bukan nominal yang Bapak isikan, tapi kode untuk melancarkan transfer yang mandek ke rekening Bapak.

(Sy) : Ini kan permasalahannya antara Bp. ... (Mr. B) dengan anda ? Kenapa tidak dihandle dari sisi banknya ?
(CustCare Bank) : Kami tidak berani melakukan itu pak, karena bertentangan dengan UU perbankan nomor 32 tahun 2001.

Beberapa pelajaran yang bisa saya petik dari pengalaman ini adalah :
- waspada dengan orang-orang yang sudah setuju spek dan melakukan penawaran tapi tidak melihat barang secara fisik
- walau semua alasan dan skenario terkesan sudah dipersiapkan secara matang oleh mereka, gaya bahasa customer care bank termasuk ketus dan bukan customer care bank seperti yang kita tahu selama ini
- jangan sekali-kali memberitahukan nomor kartu ATM maupun pin anda kepada orang lain
- cukup ladeni / balas SMS pada tahap pertama di atas dengan pesan "silakan tawar saja, pak". Tidak lebih.

Hebatnya, saya dapat SMS macam ini sampai 3 kali ! Yang pertama saya tindak lanjuti sampai saya hampir kebablasan seperti yang saya ceritakan di atas, yang kedua saya minta orangnya supaya ubah cara bayar DPnya dari transfer ke tunai. Yang kedua ini bilang kalau dia sedang di luar kota, istrinya minta kuitansi segera, dan alasan-alasan lainnya. Saya tetap minta tunai dan bisa tunggu sampai kapan saja, dia malah bilang kita tidak konsisten, tidak pegang komitmen, sampai akhirnya (karena kesal mungkin) dia mengeluarkan kata-kata cacian kotor ala kebun binatang yang tidak pantas saya sebutkan di sini.

Kepada mereka yang punya mitra polisi maupun okmnum berwenang, mohon ditindaklanjuti nomor-nomor ini. Nomor ini yang menghubungi saya kemarin :
- 0852 8223 7947, mengaku H. Sigit dari Duren Sawit, sudah setuju kondisi mobil dan mau langsung transfer --> kejadian pertama yang saya ceritakan di atas
- 0838 2496 4047, mengaku adik Teguh dan sudah lihat kondisi mobil, hubungi Teguh untuk sepakati harga --> kejadian kedua yang saya dicaci maki

Teman-teman, waspadalah ! Mengingat media informasi sangat banyak sekarang ini, berarti peluang penipuan untuk mereka sangat terbuka lebar. Calon tertipu mereka adalah para penjual mobil yang terdaftar di koran Pos Kota, internet, dan seterusnya. Jangan sampai kita menjadi salah satu yang menjadi korban.

Read More......

Tuesday, January 24, 2012

Kepepet vs Iming-Iming

Ada dua sebab yg membuat orang tak tergerak untuk berubah.
Yang pertama adalah impiannya kurang kuat, yang kedua tidak kepepet.

Dua hal tersebut yang seringkali disebut orang sebagai motivasi.Kesalahan fatal yang timbul oleh sebagian besar motivator ataupun trainer motivasi lainnya adalah hanya menggunakan impian sebagai 'iming-iming' untuk menggerakkan audiens. "Apa Impian anda? Siapa yang impiannya punya mobil mewah? Rumah mewah? Atau bahkan kapal pesiar?".


Memang, saat di ruang seminar, mereka sangat terbawa dan termotivasi oleh sang motivator. Tapi masalahnya, sepulang dari seminar, mereka dihantam kemalasan, mungkin juga halangan-halangan bahkan seringkali oleh orang-orang yang mereka sayangi. Apa jadinya? Mereka tetap diam di tempat.

Contoh yang kedua, ada seorang salesman yang bekerja di suatu perusahaan. Seperti perusahaan lainnya, mereka menerapkan sistem bonus. "Jika anda mencapai target yang telah ditentukan, maka anda akan mendapat bonus jalan-jalan keluar negeri!" kata managernya. "Bagaimana, semangat?" lanjut manager berinteraksi. "Semangaat...ngat..ngat!" sambut salesman, sambil mengepalkan tangannya seolah siap tempur. Bulan demi bulan pun berlalu tanpa pencapaian target. Kemudian si manager bertanya, "Apa bonus yang aku tawarkan kurang besar?". "Enggak kok Pak, cukup besar, mudah-mudahan bulan depan tercapai Pak".

Setelah 3 bulan masa 'iming-iming' tak berhasil, si manager mulai mengubah strategi. Dia berteriak agak menekan di dalam meetingnya, "Pokoknya, jika anda tidak bisa mencapai target penjualan yang sudah saya tetapkan, anda saya PECAT!". Nah, keluarlah keringat dingin si salesman. Sekeluar dari ruangan dia langsung menyambangi calon-calon customernya, kerjanyapun semakin giat. Malas, malu, nggak pe-denya hilang seketika. Kok bisa? Karena KePePet! Yang dia pikirkan, jika dia tidak dapat memenuhi target, dia akan dipecat. Jika dipecat, penghasilannya akan nol.

"Terus anak istriku makan apa?" pikirnya. Anehnya, target penjualan yang selama ini tidak pernah tercapai, bisa juga terlampaui.

Itulah yang disebut The Power of Kepepet. 97% orang termotivasi karena Kepepet, bukan karena iming-iming.

Maka dari itu ada pepatah mengatakan bahwa "Kondisi Kepepet adalah motivasi terbesar di dunia!". Banyak perusahaan mengampanyekan visi besarnya kepada seluruh karyawannya. Apa jawab mereka? "Emang gua pikirin!". Bukannya salah karyawan yang tidak peduli terhadap visi perusahaan, tapi karena visi itu tak terlihat oleh karyawan. Mereka lebih termotivasi oleh sesuatu yang berupa ancaman, baik situasi dimasa mendatang ataupun berupa punishment.

John P. Kotter (Harvard Business Review) mengemukakan "Establishing Sense of Urgency adalah langkah pertama untuk menggerakkan perubahan dalam suatu organisasi. Dengan melihat ancaman-ancaman terhadap kompetisi dan krisis, membuat mereka tergerak, sebelum mengomunikasikan VISI. "Jika rasa sakit terhadap kondisi sekarang tidak kuat, orang tak akan beranjak untuk berubah"

Jadi, analisa kembali kehidupan Anda sekarang ini. Jika Anda tidak mengubahnya, rasa sakit atau kerugian apa yang akan Anda dapatkan dimasa mendatang.

Saran saya, jika Anda berada di zona yang sangat nyaman untuk tidak berubah (tidak melihat ancaman), ciptakan sedikit trigger (challenge) misalnya berupa penambahan investasi rumah. Jangan beli rumah yang sesuai dengan kemampuan bayar Anda, tapi 'sedikit lebih' dari kemampuan Anda sekarang. Nah, dengan begitu Anda mau tidak mau dipaksa untuk mencari penghasilan tambahan atau mengurangi porsi pengeluaran yang tidak penting.

Langkah kedua, baru pikirkan nilai investasi itu 5 sampai 10 tahun mendatang, mungkin bisa sebagai solusi pembiayaan uang sekolah anak Anda kelak. Dengan meletakkan porsi dan posisi The Power of Kepepet dan iming-iming secara tepat, Insya Allah kita akan selalu termotivasi.
FIGHT !!

Sumber : Jaya Setiabudi

Read More......