Tuesday, February 21, 2012

Waspada Penipuan

Berikut ini share pengalaman pribadi teman yang hampir saja tertipu lewat telepon. Semoga cerita ini memberikan peringatan bagi kita untuk selalu waspada.

Pengalaman ini saya alami sendiri kemarin ketika menjual mobil lama saya. Saya menggunakan 3 cara, yaitu menempelkan kertas bertuliskan "DIJUAL TANPA PERANTARA, hubungi 0812 xxx xxxx / 021 9789 xxx", memasang iklan di internet, dan memasang iklan di koran pos kota edisi Sabtu - Minggu. Saya tidak tahu calon penjahat tahu nomor HP saya dari mana, tapi karena terpasang pada 3 media tersebut, informasi tentang nomor tersebut memang sangat mudah didapatkan orang. Kelihatannya ini yang dimanfaatkan para penjahat-penjahat tersebut.


Pertama-tama, akan ada SMS ke hape kita yang kisarannya berbunyi seperti ini "Ass. saya ... (nama berubah-ubah dari nomor yang berbeda-beda, mulai saat ini kita sebut saja dengan Mr. A), saya sudah lihat kondisi mobil Bapak. Untuk harga mohon bicarakan dengan mas saya ... pada nomor ... (nama dan nomor juga berubah-ubah, mulai saat ini kita sebut saja dengan Mr. B).

Kedua, kita akan berfikir orang ini memang berniat membeli mobil yang kita jual dan membalas SMS tersebut / menghubungi nomor Mr. A atau Mr. B tersebut. Pada tahap ini, Mr. A dan Mr. B akan "mengulur waktu" dengan alasan ingin berdiskusi dulu dengan istrinya.

Ketiga, Mr. B akan menghubungi nomor kita dan menyatakan sudah setuju dengan kondisi dan harga mobil kita. Walau kita bilang "apa tidak sebaiknya anda lihat dulu mobilnya secara langsung, percaya begitu saja dengan adik anda yang baru melihat sekilas ?", mereka tetap bersikeras sudah setuju dan "memaksa" kita untuk deal dengan pembayaran DP via transfer bank.

Keempat, Mr. B akan meminta kita mengecek saldo apakah sudah bertambah atau belum. Tentu saja belum karena memang dari awal mereka tidak berniat transfer tapi mau nipu. Mr. B ini berkilah transfernya mandek di bank dan akan berusaha menghubungi customer care bank tersebut.

Kelima, Mr. B menghubungi kita kembali dan "melakukan conference" dengan customer care bank sehingga tercipta kondisi dimana kita bisa berbicara secara 3 orang dalam 1 percakapan (Mr. B, kita dan customer care bank), dan customer care bank tersebut akan mengarahkan kita supaya menyelesaikan permasalahan transfer mandek tersebut menggunakan ATM card kita, dengan mengatakan kalau diinput dengan menggunakan kode tertentu, transfer yang mandek tersebut akan lancar.

Keenam, customer care bank tersebut akan mengarahkan kita untuk memasukkan ATM, menginput nomor PIN, menekan "transfer", dan memasukkan nominal rupiah dengan dimulai angka 0. Yang saya alami, saya diarahkan untuk menekan 019998997. Disini titik krusialnya. Apabila kita manut saja dengan arahan dia dan menekan tombol "Ya", sudah pasti uang kita melayang. Beruntung saya yang memang pada dasarnya sudah curiga bertanya ini itu sama customer care bank tersebut (tapi gaya bahasanya lihai sekali, detil terlampir setelah ini), sempat melihat pada layar transfer yang tinggal tekan tombol "Ya" tersebut, nominal tertulis 19.998.997. Saya pikir kalau saya tekan "Ya" uang saya melayang, langsung saya tekan "Tidak" dan "Cancel", sehingga kartu keluar dan saya melanjutkan percakapan tanpa tekanan di luar mesin ATM.

Selain gaya bahasanya yang lihai, customer care bank tersebut sangat bernafsu untuk menyuruh kita menekan tombol "Ya" tersebut. Kalau orang yang tidak tahan pressure dan berfikir praktis saja, saya yakin dalam keadaan setengah terhipnotis akan terus saja mengikuti petunjuk sang customer care bank.

Berikut beberapa cuplikan pembicaraan saya dengan customer care bank tersebut :

Sewaktu dia "keceplosan" minta nomor pin :
(Sy) : Ngapain saya ngasih nomor pin saya ke sampean ?
(CustCare Bank) : Oh ya maaf pak, bukan disebut tapi diinput.

Sewaktu diarahkan untuk menekan transfer :
(Sy) : Kenapa mesti nekan transfer ?
(CustCare Bank) : Prosedurnya sudah seperti itu pak. Diikuti saja, nanti transfer dari Bp. ... (Mr. B) akan masuk ke rekening Bapak.

Sewaktu mengisi nominal :
(Sy) : Kok saya mesti ngisi nominal untuk ditransfer ?
(CustCare Bank) : Bukan nominal yang Bapak isikan, tapi kode untuk melancarkan transfer yang mandek ke rekening Bapak.

(Sy) : Ini kan permasalahannya antara Bp. ... (Mr. B) dengan anda ? Kenapa tidak dihandle dari sisi banknya ?
(CustCare Bank) : Kami tidak berani melakukan itu pak, karena bertentangan dengan UU perbankan nomor 32 tahun 2001.

Beberapa pelajaran yang bisa saya petik dari pengalaman ini adalah :
- waspada dengan orang-orang yang sudah setuju spek dan melakukan penawaran tapi tidak melihat barang secara fisik
- walau semua alasan dan skenario terkesan sudah dipersiapkan secara matang oleh mereka, gaya bahasa customer care bank termasuk ketus dan bukan customer care bank seperti yang kita tahu selama ini
- jangan sekali-kali memberitahukan nomor kartu ATM maupun pin anda kepada orang lain
- cukup ladeni / balas SMS pada tahap pertama di atas dengan pesan "silakan tawar saja, pak". Tidak lebih.

Hebatnya, saya dapat SMS macam ini sampai 3 kali ! Yang pertama saya tindak lanjuti sampai saya hampir kebablasan seperti yang saya ceritakan di atas, yang kedua saya minta orangnya supaya ubah cara bayar DPnya dari transfer ke tunai. Yang kedua ini bilang kalau dia sedang di luar kota, istrinya minta kuitansi segera, dan alasan-alasan lainnya. Saya tetap minta tunai dan bisa tunggu sampai kapan saja, dia malah bilang kita tidak konsisten, tidak pegang komitmen, sampai akhirnya (karena kesal mungkin) dia mengeluarkan kata-kata cacian kotor ala kebun binatang yang tidak pantas saya sebutkan di sini.

Kepada mereka yang punya mitra polisi maupun okmnum berwenang, mohon ditindaklanjuti nomor-nomor ini. Nomor ini yang menghubungi saya kemarin :
- 0852 8223 7947, mengaku H. Sigit dari Duren Sawit, sudah setuju kondisi mobil dan mau langsung transfer --> kejadian pertama yang saya ceritakan di atas
- 0838 2496 4047, mengaku adik Teguh dan sudah lihat kondisi mobil, hubungi Teguh untuk sepakati harga --> kejadian kedua yang saya dicaci maki

Teman-teman, waspadalah ! Mengingat media informasi sangat banyak sekarang ini, berarti peluang penipuan untuk mereka sangat terbuka lebar. Calon tertipu mereka adalah para penjual mobil yang terdaftar di koran Pos Kota, internet, dan seterusnya. Jangan sampai kita menjadi salah satu yang menjadi korban.

Read More......

Tuesday, January 24, 2012

Kepepet vs Iming-Iming

Ada dua sebab yg membuat orang tak tergerak untuk berubah.
Yang pertama adalah impiannya kurang kuat, yang kedua tidak kepepet.

Dua hal tersebut yang seringkali disebut orang sebagai motivasi.Kesalahan fatal yang timbul oleh sebagian besar motivator ataupun trainer motivasi lainnya adalah hanya menggunakan impian sebagai 'iming-iming' untuk menggerakkan audiens. "Apa Impian anda? Siapa yang impiannya punya mobil mewah? Rumah mewah? Atau bahkan kapal pesiar?".


Memang, saat di ruang seminar, mereka sangat terbawa dan termotivasi oleh sang motivator. Tapi masalahnya, sepulang dari seminar, mereka dihantam kemalasan, mungkin juga halangan-halangan bahkan seringkali oleh orang-orang yang mereka sayangi. Apa jadinya? Mereka tetap diam di tempat.

Contoh yang kedua, ada seorang salesman yang bekerja di suatu perusahaan. Seperti perusahaan lainnya, mereka menerapkan sistem bonus. "Jika anda mencapai target yang telah ditentukan, maka anda akan mendapat bonus jalan-jalan keluar negeri!" kata managernya. "Bagaimana, semangat?" lanjut manager berinteraksi. "Semangaat...ngat..ngat!" sambut salesman, sambil mengepalkan tangannya seolah siap tempur. Bulan demi bulan pun berlalu tanpa pencapaian target. Kemudian si manager bertanya, "Apa bonus yang aku tawarkan kurang besar?". "Enggak kok Pak, cukup besar, mudah-mudahan bulan depan tercapai Pak".

Setelah 3 bulan masa 'iming-iming' tak berhasil, si manager mulai mengubah strategi. Dia berteriak agak menekan di dalam meetingnya, "Pokoknya, jika anda tidak bisa mencapai target penjualan yang sudah saya tetapkan, anda saya PECAT!". Nah, keluarlah keringat dingin si salesman. Sekeluar dari ruangan dia langsung menyambangi calon-calon customernya, kerjanyapun semakin giat. Malas, malu, nggak pe-denya hilang seketika. Kok bisa? Karena KePePet! Yang dia pikirkan, jika dia tidak dapat memenuhi target, dia akan dipecat. Jika dipecat, penghasilannya akan nol.

"Terus anak istriku makan apa?" pikirnya. Anehnya, target penjualan yang selama ini tidak pernah tercapai, bisa juga terlampaui.

Itulah yang disebut The Power of Kepepet. 97% orang termotivasi karena Kepepet, bukan karena iming-iming.

Maka dari itu ada pepatah mengatakan bahwa "Kondisi Kepepet adalah motivasi terbesar di dunia!". Banyak perusahaan mengampanyekan visi besarnya kepada seluruh karyawannya. Apa jawab mereka? "Emang gua pikirin!". Bukannya salah karyawan yang tidak peduli terhadap visi perusahaan, tapi karena visi itu tak terlihat oleh karyawan. Mereka lebih termotivasi oleh sesuatu yang berupa ancaman, baik situasi dimasa mendatang ataupun berupa punishment.

John P. Kotter (Harvard Business Review) mengemukakan "Establishing Sense of Urgency adalah langkah pertama untuk menggerakkan perubahan dalam suatu organisasi. Dengan melihat ancaman-ancaman terhadap kompetisi dan krisis, membuat mereka tergerak, sebelum mengomunikasikan VISI. "Jika rasa sakit terhadap kondisi sekarang tidak kuat, orang tak akan beranjak untuk berubah"

Jadi, analisa kembali kehidupan Anda sekarang ini. Jika Anda tidak mengubahnya, rasa sakit atau kerugian apa yang akan Anda dapatkan dimasa mendatang.

Saran saya, jika Anda berada di zona yang sangat nyaman untuk tidak berubah (tidak melihat ancaman), ciptakan sedikit trigger (challenge) misalnya berupa penambahan investasi rumah. Jangan beli rumah yang sesuai dengan kemampuan bayar Anda, tapi 'sedikit lebih' dari kemampuan Anda sekarang. Nah, dengan begitu Anda mau tidak mau dipaksa untuk mencari penghasilan tambahan atau mengurangi porsi pengeluaran yang tidak penting.

Langkah kedua, baru pikirkan nilai investasi itu 5 sampai 10 tahun mendatang, mungkin bisa sebagai solusi pembiayaan uang sekolah anak Anda kelak. Dengan meletakkan porsi dan posisi The Power of Kepepet dan iming-iming secara tepat, Insya Allah kita akan selalu termotivasi.
FIGHT !!

Sumber : Jaya Setiabudi

Read More......