Menyambung apa yang telah disampaikan oleh admin Akun Ayo Existkan Bahasa Betawi di jejaring sosial Facebook, berikut ini saya mencoba memotret khazanah Bahasa Betawi dalam hal dialek. Seperti bahasa daerah lainnya, bahasa Betawi juga memiliki dialek yang berbeda meliputi beberapa wilayah di Jakarta dan sekitarnya (Bodetabek).
Menurut garis besarnya juga dapat dibagi dua sub dialek yaitu sub dialek Betawi Tengah atau Kota dan sub dialek Betawi pinggiran atau Betawi ora.
Pada sub dialek Betawi tengah menurut garis besarnya, terdapat vokal akhir /E/ pada beberapa kata yang dalam bahasa Indonesia berupa /a/ atau /ah/. Dipinggiran tidak terdapat perubahan vokal /a/ menjadi /E/.
Secara umum orang awam sering mendengar sub-dialek yang berakhiran /a/ atau /ah/ dan /E/. Perbedaan dialek ini dapat dengan mudah kita temui ketika kita menyaksikan sinetron Si Doel Anak Sekolahan garapan Rano Karno. Tetapi di wilayah Kebon Jeruk dan sekitarnya, ada yang menggunakan akhiran e (elang). Jadi kita akan mendengar kata Nangke (untuk buah Nangka), Jute (untuk kata Juta), dan lain sebagainya.
Perbedaan sub-dialek ini tentunya semakin memperkaya khazanah budaya betawi khususnya dari segi bahasa yang patut kita lestarikan, tidak hanya untuk yang merasa orang betawi tetapi juga sebagai warga Jakarta pada umumnya sebagai bagian dari bahasa daerah di Indonesia.
Ref:
http://www.harisahmad.com/wilayah-kebudayaan-betawi-4/
http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Betawi